sumber berita Filosofi Van Gaal Bukan Sekadar Formasi Semata : detik.com
Manchester - Kata "filosofi" berulang kali keluar dari mulut Louis van Gaal sepanjang musim ini. Seperti apakah "filosofi" yang dianut oleh manajer asal Belanda tersebut?
Filosofi itu jugalah yang dianggap jadi biang keladi dari lamanya Van Gaal menerapkan permainan yang benar-benar dia inginkan untuk Manchester United. Van Gaal keukeuh agar pemain-pemainnya paham dulu mengenai apa yang dia inginkan. Sementara, dia sendiri juga perlu belajar dan beradaptasi dengan klub yang baru dia latih.
"Saya harus mengevaluasi dan beradaptasi dengan kultur dari sebuah klub. Cara saya bekerja di sini, di Manchester United, berbeda dengan cara saya bekerja di Bayern Munich dan tim nasional Belanda," ujar Van Gaal kepada MUTV.
Kemauan Van Gaal untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar inilah yang dijadikan bantahan atas cap arogan dan diktator yang melekat pada dirinya. Van Gaal mengaku, dirinya adalah orang yang fleksibel sekarang. Tidak lagi keras kepala.
Soal fleksibilitas itu juga tercermin dari formasi yang dia terapkan selama melatih. Van Gaal adalah orang yang menggemari pola 4-3-3. Namun, tidak jarang dia menerapkan formasi yang berbeda-beda.
Di Ajax, dia juga pernah menerapkan formasi 3-4-3. Di Barca, dia pernah menerapkan formasi 3-3-3-1. Di Belanda, pada Piala Dunia 2014, dia bermain dengan 3-5-3. Sementara musim ini, di United, dia mencoba-coba berbagai formasi, mulai dari 4-4-2 berlian, 4-1-4-1, 3-5-2, hingga 4-3-3.
Belakangan, United dinilai tampil oke ketika meraih kemenangan atas Tottenham Hotspur dan Liverpool. Pada kedua laga tersebut, United bermain dengan 4-3-3 yang bisa berubah bentuk menjadi 4-1-4-1.Next
Silahkan mampir ke situs cara biar cepat hamil . Hatur nuhun anda sudah mengunjungi Filosofi Van Gaal Bukan Sekadar Formasi Semata
Filosofi itu jugalah yang dianggap jadi biang keladi dari lamanya Van Gaal menerapkan permainan yang benar-benar dia inginkan untuk Manchester United. Van Gaal keukeuh agar pemain-pemainnya paham dulu mengenai apa yang dia inginkan. Sementara, dia sendiri juga perlu belajar dan beradaptasi dengan klub yang baru dia latih.
"Saya harus mengevaluasi dan beradaptasi dengan kultur dari sebuah klub. Cara saya bekerja di sini, di Manchester United, berbeda dengan cara saya bekerja di Bayern Munich dan tim nasional Belanda," ujar Van Gaal kepada MUTV.
Kemauan Van Gaal untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar inilah yang dijadikan bantahan atas cap arogan dan diktator yang melekat pada dirinya. Van Gaal mengaku, dirinya adalah orang yang fleksibel sekarang. Tidak lagi keras kepala.
Soal fleksibilitas itu juga tercermin dari formasi yang dia terapkan selama melatih. Van Gaal adalah orang yang menggemari pola 4-3-3. Namun, tidak jarang dia menerapkan formasi yang berbeda-beda.
Di Ajax, dia juga pernah menerapkan formasi 3-4-3. Di Barca, dia pernah menerapkan formasi 3-3-3-1. Di Belanda, pada Piala Dunia 2014, dia bermain dengan 3-5-3. Sementara musim ini, di United, dia mencoba-coba berbagai formasi, mulai dari 4-4-2 berlian, 4-1-4-1, 3-5-2, hingga 4-3-3.
Belakangan, United dinilai tampil oke ketika meraih kemenangan atas Tottenham Hotspur dan Liverpool. Pada kedua laga tersebut, United bermain dengan 4-3-3 yang bisa berubah bentuk menjadi 4-1-4-1.Next
No comments:
Post a Comment