Silahkan mampir juga ke situs cara cepat hamil . Hatur nuhun anda sudah mengunjungi Kedisiplinan Pertahanan Roma yang Sulit Ditembus Lazio
Kesebelasan Serie-A yang sudah pasti akan langsung menemani Juventus ke Liga Champions 2015/2016 adalah AS Roma. Kepastian itu diperoleh setelah mereka berhasil menekuk Lazio 2-1 dalam laga bertajuk Derby della Capitale di Stadion Olimpico, Senin (25/5) malam.
Dua gol 'Si Serigala' (I Lupi), julukan Roma, dicetak masing-masing oleh Juan Iturbe ('73) dan Mapou Yanga-Mbiwa ('85). Sementara Lazio cuma mampu membalas melalui gol semata wayang Filip Djordjevic ('81).
'Si Elang' (La Aquile), julukan Lazio, berniat tampil menyerang sejak babak pertama. Itulah sebabnya dalam susunan pemain seorang sayap kiri, Senad Lulic, dipasang sebagai full-back kiri. Posisi tersebut merupakan tempat yang biasa dilakoni Stefan Radu yang kali ini harus absen. Di luar absennya Radu, kesebelasan besutan Stefano Pioli tersebut menurunkan kekuatan penuh dalam formasi 4-2-3-1.
Ambisi menyerang Lazio diladeni dengan susunan pemain Roma yang cenderung didesain untuk mempertahankan penguasaan bola. Tiga gelandang dalam formasi 4-3-3 dipercayakan kepada tipe perebut bola seperti Daniele De Rossi, Seydou Keita dan Radja Nainggolan. Sementara pemain tengah bernaluri menyerang seperti Miralem Pjanic baru dimainkan babak kedua.
Saling Pressing Antara Kedua Kesebelasan
Sejak awal pertandingan Lazio lebih berinisiatif membuka serangan. Begitu juga ketika 'Si Elang' kehilangan bola di sepertiga akhir lawan, mereka juga tidak berlama-lama untuk berusaha merebut si kulit bundar kembali. Dua gelandang bertahan Lazio, Marco Parolo dan Lucas Biglia, berani naik hingga setengah lapangan Olimpico meninggalkan area luar kotak penalti pertahanannya sendiri untuk menjegal lawan lebih cepat.
Cara tersebut digunakan kesebelasan besutan Pioli untuk mengantisipasi upaya 'Si Serigala' mencoba membangun serangan balik. Sehingga walau kadang berbuah pelanggaran, maka posisi para pemain tengah Lazio bisa dengan cepat tertata lagi untuk kembali ke posisinya masing-masing. Termasuk kedua full-back mereka yang relatif agresif membantu serangan ke depan.
Hal tersebut membuat Roma cukup kesulitan membangun serangan balik. Ketika bola berada di kaki Nainggolan yang mendapatkan tugas sebagai jembatan antar lini, ia sering sekali langsung mendapatkan tekanan dari Stefano Mauri dkk. Nainggolan bahkan sampai dilanggar dua kali di areanya sendiri serta sekali mendapat tekel bersih dari Biglia juga di wilayah pertahanan Roma.
Roma akhirnya mencoba melakukan hal yang serupa. Pemain Roma yang menempati pos lini serang ikut aktif memberikan tekanan ketika 'Si Elang' sedang menguasai si kulit bundar di wilayah pertahanannya sendiri. Tercatat Roma membuat pelanggaran delapan kali dan tiga tekel bersih di wilayah Lazio. Begitu juga sebaliknya, Lazio membuat sembilan pelanggaran dan empat tekel bersih di wilayah Roma.
sumber berita Kedisiplinan Pertahanan Roma yang Sulit Ditembus Lazio : detik.com
Dua gol 'Si Serigala' (I Lupi), julukan Roma, dicetak masing-masing oleh Juan Iturbe ('73) dan Mapou Yanga-Mbiwa ('85). Sementara Lazio cuma mampu membalas melalui gol semata wayang Filip Djordjevic ('81).
'Si Elang' (La Aquile), julukan Lazio, berniat tampil menyerang sejak babak pertama. Itulah sebabnya dalam susunan pemain seorang sayap kiri, Senad Lulic, dipasang sebagai full-back kiri. Posisi tersebut merupakan tempat yang biasa dilakoni Stefan Radu yang kali ini harus absen. Di luar absennya Radu, kesebelasan besutan Stefano Pioli tersebut menurunkan kekuatan penuh dalam formasi 4-2-3-1.
Ambisi menyerang Lazio diladeni dengan susunan pemain Roma yang cenderung didesain untuk mempertahankan penguasaan bola. Tiga gelandang dalam formasi 4-3-3 dipercayakan kepada tipe perebut bola seperti Daniele De Rossi, Seydou Keita dan Radja Nainggolan. Sementara pemain tengah bernaluri menyerang seperti Miralem Pjanic baru dimainkan babak kedua.
Saling Pressing Antara Kedua Kesebelasan
Sejak awal pertandingan Lazio lebih berinisiatif membuka serangan. Begitu juga ketika 'Si Elang' kehilangan bola di sepertiga akhir lawan, mereka juga tidak berlama-lama untuk berusaha merebut si kulit bundar kembali. Dua gelandang bertahan Lazio, Marco Parolo dan Lucas Biglia, berani naik hingga setengah lapangan Olimpico meninggalkan area luar kotak penalti pertahanannya sendiri untuk menjegal lawan lebih cepat.
Cara tersebut digunakan kesebelasan besutan Pioli untuk mengantisipasi upaya 'Si Serigala' mencoba membangun serangan balik. Sehingga walau kadang berbuah pelanggaran, maka posisi para pemain tengah Lazio bisa dengan cepat tertata lagi untuk kembali ke posisinya masing-masing. Termasuk kedua full-back mereka yang relatif agresif membantu serangan ke depan.
Hal tersebut membuat Roma cukup kesulitan membangun serangan balik. Ketika bola berada di kaki Nainggolan yang mendapatkan tugas sebagai jembatan antar lini, ia sering sekali langsung mendapatkan tekanan dari Stefano Mauri dkk. Nainggolan bahkan sampai dilanggar dua kali di areanya sendiri serta sekali mendapat tekel bersih dari Biglia juga di wilayah pertahanan Roma.
Roma akhirnya mencoba melakukan hal yang serupa. Pemain Roma yang menempati pos lini serang ikut aktif memberikan tekanan ketika 'Si Elang' sedang menguasai si kulit bundar di wilayah pertahanannya sendiri. Tercatat Roma membuat pelanggaran delapan kali dan tiga tekel bersih di wilayah Lazio. Begitu juga sebaliknya, Lazio membuat sembilan pelanggaran dan empat tekel bersih di wilayah Roma.
No comments:
Post a Comment